Rabu, September 03, 2008

Pesan-pesanku Jika Aku Mati

Bismillahir rahmanir rahiem,

Keluargaku yang kusayangi,

Aku tidak tahu kapan Sang Pemilik jiwaku ini memanggilku.
Namun demikian rasa khawatirku untuk tidak meninggalkan
kesusahan dan keburukan sepeninggalku, telah mendorongku
untuk berwasiat kepadamu sekalian.

Hendaklah kamu sekalian tidak bersedih hati dengan apa saja
yang luput darimu dan tidak pula meratapi apa2 yang telah
ditakdirkan Allah (swt) agar menjadi bagian dari
kisah kehidupan di dunia ini.

Kematianku tidaklah berbeda dengan kematian manusia lainnya.
Yang demikian adalah karena setiap yang bernyawa pasti akan mati. [1]

Ketahuilah bahwa sesungguhnya aku tidak dapat memberi
jaminan hidup atas hidupku sendiri sebagaimana aku tidak dapat
memastikan apa yang dapat kita lakukan esok hari dari rencana2 kita.

Yang demikian adalah karena kita adalah hamba2 Allah yang tidak memiliki
sedikitpun kekuasaan dan kemampuan kecuali sekedar apa yang
diberikan-Nya yang sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.

Jika aku mati, hendaknya kamu sekalian tidak panik.
Kematian adalah perkara biasa yang orang lain juga menghadapinya.
Uruslah jenazahku dengan kemampuan terbaik kalian.
Jika aku sempat mandi sebelum aku mati, maka hendaklah
tidak seorangpun yang mengulanginya.
Kewajiban kalian adalah menutupi bagian2-ku yang masih terbuka
dengan kain (kafan).
Jika tidak, maka mandikan dan bersihkanlah bagian2 yang penting
sebelum kalian mengkafaniku sehingga aku layak untuk menghadap Allah (swt).

Jika hanya seorang dari kalian yang ada di sisiku pada saat kematianku,
hendaklah kamu memberitahu tetangga terdekat yang sekiranya mereka
dapat membantu menguruskan jenazahku atau mereka memberitahu
orang lain yang layak untuk memandikan dan mengkafankan jenazahku.
Untuk hal ini, hendaklah mereka termasuk orang2 yang amanah yang dapat
menjaga aurat dan aibku dengan baik.

Di bumi mana aku mati, maka tempat yang paling layak dan paling baik
bagi jenazahku adalah tanah perkuburan yang terdekat
dengan tempat kematianku.

Yang demikian lebih aku sukai agar tempatku termasuk hal2
yang akan dapat memberi kesaksian tentang apa yang telah aku
kerjakan buat agama ini.

Oleh karena itu, janganlah se-kali2 kalian mencoba mengangkut
atau membawa jenazahku lebih jauh dari tempat itu.

Dan jangan biarkan jenazahku menunggu.
Jangan pula seorang dari kalian, orangtua, sanak famili, sahabat,
handai tolan dan kawan2 baikku dijadikan alasan untuk menunda jenazahku
masuk liang lahat.

Selain perkara ini tidak membebani mereka yang mengurus jenazahku,
hal itu juga lebih baik bagi mereka yang datang kemudian.

Jika yang datang kemudian adalah dari golongan orang2 yang sholeh,
maka sudah tentu mereka akan tahu cara menolongku dengan pertolongan ghaib.

Sebaliknya, jika yang datang kemudian adalah orang2 yang belum
sempurna agamanya, maka hal itu tidak akan menambah
kesalahan dan dosa mereka. [2]

Tahanlah lisan kalian dalam mengekspresikan rasa bela sungkawa
atau duka cita kalian. Meskipun aku rela kamu mencurahkan air matamu,
tetapi janganlah se-kali2 kamu meratap atau mengeluarkan kata2 kesedihan.

Yang demikian adalah karena selain hal itu akan menyusahkanku di kubur,
hal itu juga akan menjadi dosa bagimu.

Berserah dirilah kepada Allah (swt) tidak saja dalam urusan rezekimu,
tetapi juga dalam semua aspek kehidupanmu.

Yakinlah dengan keyakinan yang bulat bahwa Allah (swt) maha cermat
dalam mengurus semua makhluk-Nya.

Dia mustahil ceroboh sebagaimana Dia mustahil berbuat zhalim
kepada ciptaan-Nya sendiri.

Karena itu, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat [4].

Tidak ada warisan terbaik yang dapat aku tinggalkan kepada
kalian selain aku telah berusaha dengan segala daya agar kalian
terbiasa berada di jalan Allah.

Dan meskipun aku seringkali gagal dalam memberi kalian warisan
akhlak yang agung sebagaimana akhlak Rasulullah (saw),
tetapi paling tidak kalian telah mengetahui bagaimana cara
menghadirkannya jika kalian mau.

Dan sekiranya ada benda2 yang aku tinggalkan pada kalian,
maka orang terbaik diantara kalian adalah dia yang paling
tidak memerlukannya.

Keluarga-ku, jika kelak kalian merindukanku, maka pasti dan
pasti kalian akan menjumpaiku di akhirat hanya jika Allah (swt)
ridho kepada kalian.

Yang demikian adalah jika aku tercampak ke dalam neraka,
maka sebagai ahli surga kalian dapat dengan mudah menziarahiku [5].

Sebaliknya, jika dengan rahmat-Nya, Allah (swt) memasukkanku
sebagai salah seorang ahli surga, maka sesungguhnya tiada halangan
apapun antara sesama ahli surga untuk saling menziarahinya.

Dan jika datang kepadamu orang2 agar kalian mengikuti cara hidup
lain selain yang telah diajarkan oleh Rasulullah (saw), maka kuatkanlah
keyakinan kalian dan gigitlah erat2 agama (Islam) ini dengan
gerahammu dan katakan dengan tegas dan tekad yang bulat,
"Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus.
Dan bukanlah dia dari golongan orang musyrik." [6]

La ilaha illallah Muhammadur rasulullah.
Subhanallah wal hamdulillah wa la ilaha illallah
wallahu akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil azhim.
Subhanallah.

Catatan kaki:

[1] Tiap2 yang bernyawa akan merasakan mati.
Kemudian hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Qs al Ankabut 29:57)
[2] Termasuk di dalamnya adalah dengan melakukan sholatul ghaib
dan membicarakan kebaikan2 mayyit.
[3] Termasuk di dalamnya adalah orang2 yang lemah batin saat melihat
mayyit sehingga melakukan hal2 yang tidak syar'i seumpama meratap dlsb.
[4] Hai orang2 yang beriman, mintalah pertolongan (Allah) dengan sabar
dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang2 yang sabar.
(Qs al Baqarah 2:153)
Dan mintalah pertolongan (Allah) dengan sabar dan shalat.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang2 yang khusyuk. (Qs al Baqarah 2:45)
[5] Dan penghuni2 surga berseru kepada penghuni2 neraka
(dengan menziarahi mereka sambil mengatakan),
"Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan
kami menjanjikannya kepada kami.
Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab)
yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab, "Betul." (Qs al A'raf 7:44)
[6] Dan mereka berkata, "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi
atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk." Katakanlah,
"Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus.
Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik."
(Qs al Baqarah 2:135)

Sumber tulisan oleh : Subhan ibn Abdullah

Tidak ada komentar: